Perilaku orang dalam beragama dalam kegiatan semua ibadah, apalagi dibulan Ramadhan ini.
Apakah seperti seorang hamba sahaya ?
Apakah seperti seorang pedagang ?
Atau seperti al'arif, memandang ini sudah ketentuan dalam beragama yang dalam kaitannya dengan akal/logika, terdapat yang tidak dapat dilogikakan oleh manusia (makhluk). Dan sudah mengenal sekali dengan Allah, jadi tidak perlu lagi diberikan umpan motivasi dalam ibadah.
Seorang Hamba sahaya, akan merasa terbebas dengan segala ketentuan tuannya jika sudah melaksanakan kewajiban.
seorang Pedagang selalu memperhitungkan untung rugi, berapa pahala, ganjaran yang dapat diraih sehingga berbuah kenikmatan dan ketenangan.
Seorang al'arif, sudah mengenal betul dengan karakter Allah SWT, sehingga tidak tergiur dengan segalanya kecuali Ridho Allah semata.
.......................................................
Bagaimana dengan saya..?...
Apakah seperti seorang hamba sahaya ?
Apakah seperti seorang pedagang ?
Atau seperti al'arif, memandang ini sudah ketentuan dalam beragama yang dalam kaitannya dengan akal/logika, terdapat yang tidak dapat dilogikakan oleh manusia (makhluk). Dan sudah mengenal sekali dengan Allah, jadi tidak perlu lagi diberikan umpan motivasi dalam ibadah.
Seorang Hamba sahaya, akan merasa terbebas dengan segala ketentuan tuannya jika sudah melaksanakan kewajiban.
seorang Pedagang selalu memperhitungkan untung rugi, berapa pahala, ganjaran yang dapat diraih sehingga berbuah kenikmatan dan ketenangan.
Seorang al'arif, sudah mengenal betul dengan karakter Allah SWT, sehingga tidak tergiur dengan segalanya kecuali Ridho Allah semata.
.......................................................
Bagaimana dengan saya..?...
mengharap ridho Allah... itu memang yg terpenting ^^
BalasHapus*tentang anonim di blog aku.. biarkan saja lah.. bs berpendapat berarti dia jg baca kan hihi*
Kita berlomba-lomba beribadah dalam bulan suci Ramadhan semoga dapat diteruskan paska Ramadhan sehingga tak menjadi muslim Ramahani tetapi menjadi muslim Rabbani.
BalasHapusJangan sampai paska Ramadhan ibadah kita menjadi kendor; sedekah berkurang,sholat malam berkurang dan Al-Quran kembali menghiasi rak buku.
Salam hangat dari Surabaya
untuk menjadi hamba sahaya saja sudah sangat berat apa lagi menjadi al'arif.
BalasHapussedapat mungkin kita tidak seperti pedagang yang menghitung rugi-laba, karena siapa yang bisa menghitung nikmat Alloh kepada kita
semogaaa.. keimanan dibulan bulan selanjutnya semakin meningkat :D
BalasHapusem.....
BalasHapusnice posting....
makasih udah sharing...
beribadah, karena kebutuhan...bukan karena dorongan yg namanya kewajiban...:)
BalasHapusgimana ya klo dibilang kewajiban itu psti tapi aku sendiri justru ng'lakuinnya tanpa mikir itu kewajiban... klo untung rugi mah jauh2 deh masa ibadah pake segala dihitung hhe,...
BalasHapusthnx inspirasi sianknya Sob...
berdagang kepada Allah. dengan modal 0 dan keuntungan surga. semoga Allah senantiasa menunjuki kita kepada jalan-Nya dan meridhoi setiap amalan kita.
BalasHapus