Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Belajar adalah urusan sekolah

Dalam kurun waktu yang cukup panjang, apa yang kita pahami sebagai belajar tidak lebih besar maknanya dari sekedar bersekolah. Ketika kita bicara mengenai wajib belajar misalnya, maka yang kita maksudkan sebenarnya adalah wajib sekolah. Dengan demikian belajar adalah urusan anak sekolahan, bukan urusan orang tua, bukan urusan orang dewasa umumnya, bukan pula urusan orang yang sudah bekerja, dan bukan urusan masyarakat. Belajar itu urusan anak-anak dan belajar adalah urusan sekolah.

Karena belajar identik dengan bersekolah, maka mereka yang sudah selesai bersekolah, dianggap telah selesai belajar. Lalu kita hadiahi Surat Tanda Tamat Belajar (istilah ini sudah berganti dengan penyebutan Ijasah).
Penggantian istilah,mungkin dengan menghilangkan kesan tamat, dimana tidak perlu belajar lagi karena sudah tamat. Sekarang waktunya bekerja, mencari nafkah, tidak usah repot memikirkan pelajaran/ulangan/ujian lagi.
Dengan berusaha menghilangkan kesan melalui istilah penyebutan, tetapi tetap saja kuat melekat, pemahaman bahwa belajar itu hanya urusan dunia sekolah dan anak-anak.
Pemahaman semacam ini mungkin tidak sepenuhnya kita sadari, namun beroperasi secara nyata dalam masyarakat.
Ilustrasi, para sarjana yang harus membaca sejumlah buku referensi untuk menyelesaikan skripsi di dunia persekolahan dulu, ketika sudah diwisuda mulai berhenti membaca buku. Jika di dunia persekolahan dulu ada pelajaran mengarang atau menulis karya ilmiah, maka setelah lulus dari sekolah/ universitas kemampuan mengungkapkan gagasan secara tertulis tidak lagi dikembangkan secara sadar dan sungguh-sungguh.
Karena kemampuan membaca dan menulis tidak lagi berkembang, maka kemampuan analisis, kemampuan berpikir kritis dan evaluatif juga mengalami penurunan kualitas dari waktu ke waktu. Akibatnya, ketika usia kaum terpelajar itu bertambah, kemampuan belajar mereka (berproses) semakin menyusut. Ini semua ditandai oleh menurunnya daya kreatif dan ketidakmampuan beradaptasi dengan perubahan disekitarnya (termasuk tuntutan pekerjaan yang mensyaratkan sejumlah kompetensi baru).

Dan terlebih terdapat pengaruh yang besar dan tersembunyi dari pemahaman dan makna dari kata belajar, baik itu diucapkan dalam percakapan sehari-hari atau tindakan, bahwa kalau masih belajar berarti masih junior atau merasa malu ketahuan orang lain jika masih belajar, atau menutupi sedemikian rupa supaya tidak dianggap masih belajar atau meremehkan yang lain ketika mengetahui mereka masih belajar dan seterusnya.

11 komentar:

  1. belajar setelah selesai di bangku sekolah, memang mempunyai makna yang berbeda, mempelajari kehidupan nyata setelah bersekolah itulah yang dijalani..tp itu semua tergantung pada masing2 individu. mau belajar atau tidak..di kehidupan setelah bersekolah tentu pelajarannya lebih berat, karena apa yg sudah diperoleh di bangku sekolah, itulah yg akan dipraktekkan di dunianya kelak..
    selamat pagi :)

    BalasHapus
  2. memang pemahaman semacam inilah yg kita dapatkan ya Arya
    seperti ortu yg mengatakan:'' sekolah yg rajin ya nak, agar nanti bisa dapat pekerjaan yg bagus juga''
    padahal, sebenarnya kita bisa belajar dan mendapatkan ilmu tak hanya melalui sekolah formal didlm kelas ya Arya.
    dan, belajar takkan pernah selesai, selama kita masih hidup.
    Semoga saja ,aku juga gak pernah berhenti utk terus dan terus belajar.
    salam

    BalasHapus
  3. padahal dimanapun kita bisa belajar ya,dirumah sekalipun

    BalasHapus
  4. salam sahabat
    begitulah anggapan yang ada dimana yang berurusan dengan proses belajar pasti dilimpahkan kepada urusan sekolah namun tidak dapat dipungkiri jika belajarpun juga harus berada dimana saja,ehm tergantung proses dan bagaimana belajarnya aja tuh kayaknya mas heheheh

    BalasHapus
  5. belajar memang tidak harus di sekolah aja nih.

    BalasHapus
  6. padahal belajar itu seumur hidup ya mas.. :)

    BalasHapus
  7. pelajaran pengalaman hidup, tidak bisa didapat hanya dari sekolah :D

    BalasHapus
  8. ya memang begitulah "pemahaman" yang berkembang di masyarakat, belajar artinya sekolah, kalo sudah tamat bekolah artinya tidak perlu belajar lagi, padahal dalam kehidupan ini setiap saat kita belajar, walaupun itu tidak disadari pelakunya.

    BalasHapus
  9. oleh karenanya lah.. :mj kita harus sekolah setinggi tingginya tuk mengetahui bahwa sekolah itu tidaklah penting :p

    BalasHapus
  10. Membalas kunjungan sekaligus follow

    BalasHapus
  11. Hmm...., Belajar memang kunci untuk sukses, Bila kita tidak belajar pasti tidak akan sukses.., Tq :D Nice Blog...., FOLLOW +

    BalasHapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas