Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Pendidikan:Negeri dan Swasta

sekolah-rusak-2
Pada setiap Tahun Ajaran baru ada kegiatan rutin bagi para pengelola lembaga pendidikan(sekolah), baik negeri dan swasta untuk penerimaan, pendaftaran dan mempromosikan sekolah masing-masing. Disertai kesibukan orangtua (kepusingan) untuk mencarikan anaknya sekolah yang terbaik.

Bagi sekolah favorit Negeri dan Swasta, tidak menjadi masalah karena sudah menjadi tujuan orangtua untuk anaknya dapat bersekolah disana, ibarat gula, semut akan datang dengan sendirinya, bahkan saling bersaing.
(Walau beberapa berpendapat biaya bukan ukuran asal anaknya dapat bersekolah ditempat favorit, tapi tetap sekolah negeri-lah yang didahulukan-karena lebih murah, bahkan ada yang "gratis" dan Sekolah Swasta berkualitas bagus=Biaya tinggi).

***
Masalah persaingan ditengah jaman yang lagi berkembang pesat ini tentu sudah jamak. Aktivitas menuntut ilmu pengetahuan serta teknologi sudah menjadi hal yang eksklusif dan menjadi keharusan.
Disinilah peran sekolah untuk mengintegrasikan Iptek tersebut sebagai daya tarik, bagaimana menampilkan dan menerapkan untuk hasil yang maksimal (out-put siswa berprestasi).

Berakibat bagi orangtua, pemilihan sekolah menjadi masalah yang mutlak diperhatikan. Beda sekolah kerap dipersepsikan nanti hasil keluarannya (out-put siswa) berbeda pula.
Dan jenis sekolah yang menjadi dilema adalah antara sekolah Negeri dan Swasta.
Pada dasarnya adalah sama, sekolah negeri maupun sekolah swasta, yaitu sama-sama sekolah :D tetapi ada perbedaan yang mudah terlihat dari pelaku kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Sebagian besar masyarakat cenderung menganggap sekolah Swasta sebagai tempat siswa-siswa buangan dari sekolah negeri, artinya, jika seorang anak tidak diterima di sekolah negeri, maka sekolah swastalah yang akan menampungnya - anak akan tersisih dari sistem pembobotan nilai ketika mendaftar di sekolah Negeri, walau sekolah negeri sudah menerapkan program Peduli Gakin tapi dibatasi kuota yang sangat minim.
(Untuk swasta favorit- jelas berbeda karena tetap menjadi tujuan pertama para orangtua berekonomi kuat untuk anaknya walau berbiaya tinggi).

Kemudian dilihat dari hasil akhir (kelulusan), misalnya lulusan sekolah swasta pada umumnya berkemampuan intelektual dan moral yang lebih rendah. Berbeda dengan sekolah negeri yang dilihat segi keluarannya cenderung baik, meskipun tidak 100%.

Perbedaan lain yang mungkin juga menonjol ialah masalah biaya. Disadari perihal yang menyangkut biaya memang seringkali disandingkan dengan seberapa yang nanti didapat. persis dengan sekolah, seberapa besar biaya yang dianggarkan sekolah, maka fasilitas pendidikan sekolahnya mesti sesuai. Dikembangkan lebih lanjut dari sisi fasilitas, nyaris tak ada perbedaan antara sekolah negeri dengan sekolah swasta.

Walau demikian, persoalan biayalah yang menjadikan perbedaan menyolok antara sekolah negeri dengan sekolah swasta. Menyangkut fakta itu, problem sumber pendapatan sekolah sendiri yang menentukan.
Kalau disekolah negeri mungkin biaya lebih murah, atau bahkan ada yang gratis. Sebab sekolah negeri sepenuhnya dinaungi oleh pemerintah.
Pemerintah sendiri banyak memberikan bantuan kepada sekolah negeri. Kontras dengan sekolah swasta yang masih tergantung dari pembayaran siswa-siswanya. Yang mana keberadaannya tidak penuh dinaungi oleh pemerintah, tapi oleh Yayasan.

Sedangkan boleh jadi bantuan pemerintah ke sekolah Swasta tak sebanyak sekolah negeri. Sehingga biaya pendidikan yang dipatok oleh sekolah swasta terhadap siswanya pun lebih banyak.
 ***
Solusi bagi orangtua, dan ini juga relatif-pendapat penulis. Tidak peduli sekolah negeri atau swasta dan favorit atau tidak, yang terpenting didahulukan adalah minat si anak, kemauan dan bakat anak, orang tualah yang tahu dan seyogyanya mengarahkan.
Peran yang sangat dominan untuk berhasil atau tidak anak adalah dari keluarga - peran orangtua.
Masalah pengaruh latar belakang ekonomi/pendidikan dan intelektual orangtua siswa, memang turut mendukung. 
Tapi yang utama dan diperlukan oleh negeri ini adalah  moralitas, dimana lagi tempat yang paling mendasar dari kondisi situasi yang tepat untuk pendidikan Moral, selain keluarga.
(Moralitas belum tentu dan sering tidak sejalan dengan Ekonomi yang kuat, pendidikan dan intelektual yang tinggi).

Gambar:http://www.antarasumut.com

11 komentar:

  1. Sekolah saya termasuk sekolah swasta dimana Yayasannya 'tidak terlalu penuh menaungi'. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas...dari diri sendirilah pada akhirnya nilai yang tersembunyi akan keluar....mendasari langkah ke masa depan....-potensi diri-.

      Hapus
  2. Sebenarnya dikotomi antara negeri dan swasta terlalu dibesar-besarkan sehingga seperti terjadi gap antara keduanya. banyak sekolah swasta yang lebih berkualitas daripada sekolah negeri. yang terpenting adalah sistem pendidikannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. dari pandangan akar rumput, memang begitu...terjadi anggapan-anggapan yang membesar-besarkan.

      Hapus
  3. masuk sekolah negeri sekarang gimana sih pak prosedurnya? untuk ke SMP dan SMU. Pascal SDnya kita masukkan keswasta. kalau jaman saya dulukan berdasarkan NEM ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau prosedur umum, biasanya ada beberapa jalur penerimaan, seperti jalur Bina Lingkungan, gakin dan reguler.
      semuanya berdasarkan prestasi dan pembobotan nilai, pengecualian untuk jalur gakin tapi ini dibatasi juga.

      Hapus
  4. Pendidikan berbasisis kombinasi Sekolah dan Pesantren saya rasa yang paling tepat saat ini.. karena walaupun sekolah Favorit belum tentu siswanya berakhlaqul karimah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya pak..selalu diutamakan pada moralitas siswa.

      Hapus
  5. Sekolah sekarang bukan main mahalnya... dari segala macam biaya ada...
    ingin mendapatkan pendidikan yang baik, harus bisa bayar...

    BalasHapus
  6. sekolah yang bisa memberikan rasa nyaman dan pengalaman berharga dalam hidup...bukan sekedar menimba ilmu saja...itu menurut pendapat saya yaa...:)

    BalasHapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas