Perilaku siswa (meniru)

Panutan anak atau siswa yang lebih beragam (terkait dengan artikel gugu yang ditiru), bagian dari perilaku siswa, tidak hanya disini (indonesia), situasi dinamika yang sama terjadi pada belahan dunia yang lain.
Pada banyak sekolah di Springfield, yang mana populasi siswa didominasi siswa Amerika keturunan Afrika dan Hispanik, dapat diperhatikan bahwa siswa SMP dan SMA Caucasian (keturunan Eropa) berusaha "berperilaku mengikuti orang kulit hitam," yang dianggap "keren" dan dapat diterima.

Sebaliknya, siswa Amerika keturunan Afrika dapat sengaja menolak perilaku tertentu di kelas yang dianggap "berperilaku mengikuti orang kulit putih," seperti berbicara atau menanyakan pertanyaan dalam bahasa Inggris yang standar. Penolakan terhadap peraturan atau pengharapan (ideal) sekolah tertentu dapat berasal dari tidak nyambungnya antara siswa Amerika keturunan Afrika dan budaya sekolah yang dominan.

Meskipun berbicara bahasa Inggris yang tidak standar dapat dianggap oleh guru sebagai penolakan dan kasar, Memahami kekuatan dan kenyamanan perasaan pemuda Amerika keturunan Afrika ketika berbicara dalam dialek regional dapat menghindari adu kekuatan yang tidak perlu antara guru dan siswa. Contohnya, istilah seperti "hai friend" atau "hai boy" menyiratkan persahabatan dan keakraban ( ketika siswa menegur gurunya).
Tetapi istilah seperti itu dapat memicu salah tafsir sebagai rasa tidak hormat. Masalah lain yang berpotensi menimbulkan salah paham dalam komunikasi ialah volume dan nada yang keras yang diucapkan banyak siswa Amerika keturunan Afrika.

Di kelas yang siswa diharapkan menggunakan nada atau " suara koleksi" mereka yang lembut, nada keras menjadi menyinggung perasaan dan dianggap sebagai melanggar peraturan dan pengharapan kelas. Tetapi dengan membantu siswa memahami cara menyesuaikan bahasa mereka pada suasana yang berbeda, atau " cara beralih kode (bahasa gaul)," dapat mendukung perilaku yang sukses di komunitas utama.

Sumber: Teaching Discipline & Self-Respect: Effective Strategies, Anecdotes, and Lessons for Successful Classroom Management ( ditulis oleh: SiriNam S. Khalsa).

Gambar: Google Images