Manusia dan Do'a

Manusia yang berdo'a menunjukan pengakuannya atas kebesaran Ilahi dan kelemahan dirinya sebagai makhluk ciptaan. Pada beberapa Hadits diriwayatkan bahwa do'a merupakan kuncinya ibadah dan dapat menolak kondisi yang tidak diinginkan.
"Tidak ada yang dapat menolak ketentuan Allah SubhanawaTa'ala kecuali do'a, dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali kebaikan". (HR.Turmudzi)

Manusia dianggap sombong, jika mereka tidak pernah berdo'a kepada Allah, dan merasa yakin bisa berhasil karena kemampuannya sendiri.
Dalam Hadits riwayat Ahmad dan Ash-habus Sunan:
"Sesungguhnya do'a itu adalah ibadah, lalu Nabi Shalallahu 'Alaihiwassallam membaca ayat yang artinya: Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Ku kabulkan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku, maka akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."

Do'a jelas-jelas merupakan ibadah dan karunia Allah. Manusia dalam sejatinya tentu memerlukan sandaran, pelepas duka..juga suka, memerlukan pegangan dalam menjalani hidup ini. Dan tali apa lagi yang sangat kuat jika bukan tali karunia Allah terhadap MakhlukNya, yang tidak tergoyahkan dengan dilapisi rasa keimanan, cinta dan mengenal akan Tuhannya.
Bagi manusia yang merasa bahwa nikmat Allah sudah begitu besarnya diberikan, maka sebuah manifestasi rasa syukur tidak terhingga atas karunia Allah dan kebahagiaan hatinya akan mengucap secara tulus: Alhamdulillah...
Alhamdulillah pada segala kondisi....jika merasa suka (mendapat rizki) dan juga jika mendapat musibah...alhamdulillah. Mengapa?
Karena dalam musibah pun ada nilai cinta Allah kepada makhlukNya...sebagai media teguran, peringatan agar tidak melewati batas dan kembali kepada tali kuasa Allah.

Gambar:http://ikawidyan.wordpress.com